KETAKUTAN LAIN

Pernah Anda merasa tahu dan meyakini sesuatu hal yang tidak lazim ? Ada sesuatu tapi belum ada nama dan bukti konkritnya...  Anda merasa tahu sekali ceritanya dan bahkan rasanya. Hal ini menakutkan sekali bila dilihat secara logika karena tampak tidak mungkin.  Too good to be true kata orang.

Awalnya kita tidak peduli akan kebenarannya, pembuktiannya atau bahkan  ke mana semua ini akan bermuara.  Kita sungguh tidak mau saat ini berlalu begitu saja, dan siap hidup dalam keadaan apapun seolah tahu kalau sebentar lagi gelombang besar akan datang menghadang.  Ego kita sisihkan demi pengalaman yang tidak akan mungkin terulang ini.

Ketika gelombang kecil itu datang, kita berusaha melindungi diri darinya.  Kita mendengar ketakutan-ketakutan orang lain, yang awalnya membingungkan kita.  Bagaimana mereka memikirkan hal sejauh itu sedangkan esok hari kita belum tentu hidup ?  Namun tanpa sadar ketakutan itu perlahan menjadi milik kita.  Kita yakini bahwa kita harus menjaga diri kita sendiri dan khususnya orang lain.  Kita lupa dengan jati diri kita yang pemberani dan bahagia.  Kita yang mengerti semua kejadian ini dan berbicara banyak tentang kebenarannya tapi meragukannya sendiri karena tidak memiliki bukti.  Saat itulah kita masuk ke dalam konflik pribadi.

Keyakinan ini sungguh menakutkan.  Apalagi diperingatkan untuk tidak terlalu berharap dan melindungi diri oleh mereka yang sesungguhnya tidak bisa melihat lebih jauh dari kita.  Dan akhirnya kita masuk ke dalam bagian diri kita yang lain, bagian yang tidak pernah mau kita lihat sehingga sangat mudah dipengaruhi oleh orang lain.  Namun dengan melihat bagian itu, kita pun makin mengenal diri kita, bahwa kita  akan bisa terus melangkah di dalam keadaan tergelap sekalipun.  Karena kita menjalani diri sejati kita.

 Saat jati diri itu terungkap, kita pun mengerti semua itu.  Kita masih berusaha mencari celah lain untuk mengujinya terus dan terus.  Seolah kita mencari tangan yang berlubang itu untuk diperlihatkan ke orang lain.