Ketergantungan Sejati

Beberapa tahun yang lalu, hidup memaksanya untuk kembali belajar tentang Relasi.  Hal yang selama ini dijalani apa adanya... tidak pernah dia paksakan dan pilih... Apa yang datang diterima dan apa yang pergi diikhlaskan... Baginya hidup terlalu penting dan mahal untuk disia-siakan bila berkutat terlalu lama di suatu bidang tertentu dalam hidup... Mungkin itu juga yang membuat hidupnya berjalan sangat cepat, memenuhi kewajiban dan tuntutan umum hidup ini.

Karena sejak kecil ia sudah terbiasa sendiri, masa-masa ditinggalkan sudah bukan hal yang asing, sehingga pada masa-masa berikutnya, ia tidak peduli dengan orang yang datang dan pergi .. waktunya terasa sangat terbatas untuk semua omong kosong ini karena menurutnya semua orang memiliki hak untuk bebas, dan ia tidak ingin hidup dengan orang yang tidak mau hidup dengannya, atau hidup bersama karena kasihan atau pamrih atau ketakutan atau apapun itu. 

Kita terlahir sendiri, nanti mati pun sendiri, mereka hanya memperlambat langkah, batu sandungan yang tersebar dimana-mana... pengrusak imajinasi dan pencuri mimpi-mimpi... Tanpa mereka, tanpa drama, hidup terasa lebih mudah... Bisa makan, istirahat, bekerja, berlibur, tidur dan melakukan segala yang kita sukai kapan saja sesuai alarm tubuh ini.

Tidak ada yang lebih penting dari alarm tubuh ini, termasuk ketika tiba-tiba tubuh ini memberi sinyal yang tidak biasa.  Yang asing jauh sebelum pertemuan terjadi, saat pertemuan terjadi hingga perpisahan terjadi.
Relasi ini berbeda dengan semua yang pernah dialami, relasi ini mengundangnya melihat kembali hidup dan mempelajari hal-hal lain yang belum tersentuh, tentang dirinya dan bertanya... Siapakah Saya ?

Setelah semua katergori umum sudah tercapai, lalu apa lagi ?  Itu semua tuntutan dunia, lalu apa ? Alarm tubuh ini semakin lama semakin sulit dimengerti.  Logika sudah lama dilupakan, suara hati pun terdiam.  Berhenti untuk mencoba mengerti, semua kesedihan dan kesakitan ini sepertinya menciptakan trauma mendalam dan melumpuhkan motoriknya untuk melakukan hal yang paling sederhana sekalipun sebagai usaha memperbaiki relasi ini.... Kelumpuhan ini membuatnya bersedih bertahun-tahun lamanya.  Siapapun tidak berharap hanya diam tanpa usaha, siapapun tidak ingin tidak bs menikmati semua 'anugerah' (kata org) yang datang padanya,  siapapun tidak bermaksud untuk tidak bersyukur atas semua karunia-Nya.

Dalam keadaan ini, akhirnya dia mengerti tentang ketergantungan sejati.... kata yang terparkir bertahun-tahun di benaknya, kini terjawab sudah....

Ketergantungan sejati adalah relasi tanpa syarat... tanpa harus bersama secara fisik, tanpa free will/kehendak bebas untuk menentukan mau atau tidak adanya relasi ini, tetap ada bersama resiko, ketakutan, kesakitan, dan kesedihan.  Menikmati keadaan terjebak, terikat, jatuh dan bangun bersamanya.  Hidup hanya dengan mengingatnya... dan Mati bila mengingkarinya.

Semoga suatu hari dia mengerti ...











Komentar

Postingan populer dari blog ini

EMPATH & NARSISTIK

KESENDIRIAN & KEGELAPAN

EMPATH