Kundalini & Astrologi (kisah pribadi)

20 tahun yang lalu adalah pertama kali saya mendengar kata Kundalini... Dari sebuah perkumpulan meditasi yang saya kunjungi dan buku, namun tidak lebih dari kemiripan nama dengan seseorang.  Saya tidak pernah mengerti isi bukunya, baik istilah-istilahnya apalagi pengalaman yang ada.  Terasa sangat jauh dari jangkauan, saya pun tidak pernah tertarik untuk mempelajarinya walau saya melihat tidak jarang orang datang ke perkumpulan meditasi itu untuk dibangkitkan Kundalininya.  Secara saat itu saya keperkumpulan itu karena diajak dan tentu itu jauh diluar domain kehidupan saya sehari-hari.  Apalagi saat itu saya baru memulai karir, dan saya berpendapat orang yang masuk ke dunia spiritual haruslah orang yang sudah mapan.

Namun ternyata tidak tahu dengan sengaja atau tanpa sengaja Kundaliniku terbangkitkan saat itu dan saya baru tahu sekarang, setelah saya mulai mempelajari dan melihat kembali apa yang saya berpuluh-puluh tahun in.  Dan akhirnya kebetulan juga saya menemukan buku Astrology and Rising on Kundalini: The Transformative Power of Saturn, Chiron, & Uranus, karangan Barbara Hand Clow seolah melengkapi dan mengkonfirmasi semua kecurigaan saya terhadap apa yang terjadi pada diri saya.

Ada dua kegiatan yang saya curigai sebagai pemicu kebangkitan Kundalini pertama.  Yang pertama reiki/tenaga prana, saya percaya energi alam bisa menyembuhkan dan saya hanya mengambil tingkat pertama dimana hanya untuk penyembuhan diri sendiri.  Ketika tubuh merasa tidak enak, kami diajarkan untuk melepaskannya ke alam dengan memegang tembok atau berjalan dengan kaki telanjang di rumput hijau/grounding.  Beberapa hari menjalaninya saya berhenti sama sekali karena badan terasa tidak nyaman.  Yang kedua adalah Yoga, baru sekali saya melakukannya, tak lama kemudian (berdasarkan catatan agenda kerja) punggung belakang bawah terasa sakit sekali, dan saya lumpuh.  Saya tidak curiga sama sekali kalau itu karena yoga, karena saat itu terpotong kejadian kerusuhan Mei dan di rumah sakit, saya diinformasikan
bahwa saya terlalu tengang saja.  Saya dan semua orang berpikir saya stress karena bekerja di kantoran untuk pertama kalinya.

Kalau diingat saat itu, benar-benar lucu, karena saya mendadak tidak mampu melaksankan tugas sederhana sekalipun.  Sstt...Bikin invoice saja bisa sampe 10kali ngeprint, namun saya pikir mungkin saya tegang kali ya, saya mencatat semua tugas yg diberikan, sampai yang sekecil-kecilnya karena saya merasa keteganganlah inti masalahnya.  Dan sekali lagi saya tidak pernah berbagi, menanyakan apalagi minta pertanggungjawaban dari siapapun.  Hanya saja saya tidak menghadiri perkumpulan itu lagi hingga sekarang.
Beruntng dokter tidak memvonis apapun, saya hanya difisioterapi setiap hari selama 2 minggu.

Saat terbaring di rumah sakit, saya sampai pada titik kepasrahan, kalau benar saya begini karena ketegangan pekerjaanku, lalu untuk apa saya bekerja ?  Bukankah hidup lebih penting dari bekerja ? Saya berjanji pada diri saya sendiri untuk tidak memaksakan diri sama sekali, mengurangi pikiran/ketakutan, fokus hanya pada tugas yang diberikan saja, dan tidak kepo/terlibat dalam pertarungan perusahaan.  Kalau dipecat di pekerjaan pertama saya, ya saya akan terima dengan senang hati.

Anehnya setelah saya menjalankan semua janji saya itu, semuanya berjalan dengan baik, ketegangan berkurang, pekerjaan lancar dan bahkan saya bertahan sampai belasan tahun dan mendapat posisi yang terus membaik, dengan keadaan bodoh saya ini.  Beberapa bulan dengan keadaan tubuh yang tidak nyaman, sangat banyak hal yang terjadi dalam kehidupan saya, khususnya masalah pribadi.  Untuk pertama kalinya saya menentang semua anggota keluarga, dan menyepi.. Hingga akhirnya saya dikaruniai seorang anak yang cantik.

Anak inilah yang membuka hati saya kembali pada masa depan.  Saya akan melakukan apa saja untuk masa depannya.  Saya lebih fokus membangun karier dan mendampinginya, karena itulah kebahagiaan saya saat itu.  Beberapa kali terjadi keajaiban/kendala tapi tidak pernah saya curiga ada hubungannya dengan synergi atau efek Kundalini.  Karena kembali lagi pada kepasrahan, bila saya mati pun, saya tidak masalah, saya yakin anak saya punya nasibnya sendiri untuk memiliki orangtua atau tidak.  Saya hanya hidup untuk saat ini, seperti yang diajarkan guru "spiritual" saya saat SMP, aku tak peduli dengan yang lainnya.   

Beberapa tahun sblm berhenti, keaktifan pikiran saya semakin kuat, khususnya malam hari, bahkan berhari- hari saya bisa tidak tidur, sampai akhirnya terdampar kembali di Rumah sakit.  Kali ini kembali dokter tidak memvonis apa-apa, hanya disuruh beristirahat diberi obat tidur, laptop dan handphone disita.  Namun ternyata obat tidur itu tidak mempan juga, akhirnya saya bilang menolak obat tidur, dan minta dokter untuk menginfus saya dengan kandungan yang bergizi saja.  Dan pada moment itu saya berpikir, apakah saya mau mati dengan laptop di hadapan saya ?  Tentu saja tidak, saya pun berjanji dalam beberapa bulan ini untuk perlahan mendelegasikan semua tugas saya.  Dan benar saja, saya sembuh bahkan merasa lebih sehat dari sebelumnya.

Setahun setelah saya berhenti, saya kembali bertemu dengan meditasi lagi.  Saya merasa perlu untuk mulai memperhatikan jiwa yang selama ini terabaikan.  Saya bahkan lupa bagaimana bermeditasi, hanya tahu mata harus ditutup. Saya tidak mendengar instruksi apapun, dan tiba-tiba tubuhku terguncang-guncang.  Saya malu sekai dan  berusaha mendiamkannya, tapi gagal, akhirnya saya membuka mata dengan kesimpulan dunia spiritual memang bukan dunia saya.

Namun keesokan harinya saya menemukan diri saya lebih segar dan sehat dari biasanya, dan itu berlanjut terus hingga sekarang.  Dalam keadaan 'bodoh'/'blank' saya mempertanyakan semua ini, tapi tidak terlintas tentang pencerahan atau apapun.  Akhirnya saya kembali memisahkan diri dari lingkungan, saya berjalan sendiri dalam diam, karena tidak akan ada yang mengerti dan takut malah disalahgunakan, malah bisa-bisa dibawa ke rumah sakit jiwa.  Bertahun-tahun jatuh bangun, sakit hati dan tubuh, menangis seharian, kelelahan akut, rasanya otak sudah tak mampu menampung, dan semua gejala-gejala yang saya temukan pada tulisan akhir-akhir ini seolah mengatakan, semua cara dan sikapku pada masa ini sudah benar.  Puji Tuhan

Ada satu kunci saya untuk bertahan adalah bangkit dan melakukan pekerjaan apa saja yang saya mampu.
Karena pekerjaan rumit sudah tidak memungkinkan, maka sekadar mencuci piring/menyapu menjadi pilihan, itu semua mengembalikan aku pada masa sekarang.  Dimana astrologiku dimana Saturn ada di rumah ke 6, yaitu rumah untuk selalu sadar dan dibuku terakhir tertulis bahwa penting bagi mereka yang memiliki Saturn di rumah ke 6 untuk ikut dalam meditasi Zen saja, yang mana berfokus untuk sekadar hadir dari saat ke saat.
Itulah mengapa saya bisa bertahan di dunia kerja selama ini, karena tanpa sadar menjalankan meditasi ini.
Namun begitu terdistraksi dengan pikiran yang berpikir untuk menjalankan meditasi lain, karena meditasi Zen tidak seperti meditasi.  Dan saya baru ingat, saya dibekali buku Zen dari perkumpulan meditasi pertama, mungkin itu adalah petunjuk bagi saya, hanya saja saya tidak memperhatikan.


Walau begitu untuk masuk ke dalam diri kita, sebenarnya tidak perlu meditasi atau apapun, karena sudah ada waktunya dan pasti terjadi.  Yaitu saat Saturn, Uranus dan Chiron kembali pada rumah saat kita dilahirkan.  Saat-saat itulah mau atau tidak, suka atau tidak, tahu atau tidak, itu akan terjadi begitu saja.  Banyak orang yang menganggapnya sebagai krisis paru baya karena dimulai dari umur 30an sampai dengan puncaknya di umur 50.  Umur 30 adalah masa Satrun kembali dan kita menyiapkan fondasi yang tepat bagi Uranus yang diperkirakan akan tiba sekitar umur 38-44, dimana efeknya seperti bulan purnama.  Dan penyempurnaan segalanya saat Chiron kembali di umur 50.

Melawan atau menekan kebangkitan Kundalini ini sama berbahayanya dengan Mempercepat atau memaksa nya muncul sebelum waktunya.  Karena tubuh yang belum siap menerima energi sebesar itu akan berpotensi merugikan tubuh, pikiran dan jiwa kita bila dipaksakan.  Demikian pula saat energi itu sudah waktunya datang, seperti saat waktunya melahirkan, tidak ada cara lain selain menjaga tubuh kita dengan istirahat yang cukup dan asupan yang bergizi.  Bila kelahiran itu ditunda, selain tidak lama maka akan membahayakan anak dan ibunya.  (Percayalah saya pernah melakukannya gara-gara tanggal bagus menurut pikiranku, tapi gagal dan ternyata tanggal normalnya lah yang terbaik)

Dalam kasus saya, saya mengalami kebangkitan Kundalini yang dipaksakan tanpa sepengetahuan saya di umur 22 thn dimana dibuku tsb disebutkan sangat berbahaya. Namun dengan mengikuti hati saya, saya menghindari perkumpulan meditasi, berhenti meditasi, yoga dan bahkan kegiatan agama, hidup biasa sebagai pekerja kantoran dan mengurus anak dengan tetap berada di saat sekarang.  Dan makan daging merah, dengan demikian akan mengurangi/memperlambat energi yang besar pada tubuh yang belum siap ini.  Dan semua itu adalah anjuran di buku terakhir ini.

Demikan juga pada saatnya kembali 7th yang lalu, saya menjaga tubuh, pikiran dan jiwa saya dengan hadir selalu dari saat ke saat, keheningan, makan makanan yang bergizi, minum yang banyak, olahraga ringan, dan istirahat yang cukup.

Saya sangat beruntung karena lingkungan, kondisi, dan orang-orang terdekat saya memberi saya ruang, kesempatan dan dukungan melewati masa-masa ini... 7thn saya tidak bekerja, fokus pada diri saya sendiri, melepaskan semua kehidupan di luar diri saya.  Bagaimana bisa ? Bisa, bila kita menyiapkan semuanya dari awal.  Maka ada nasehat tetua di India, bahwa adalah lebih baik seseorang menjalani hidup dunia nya terlebih dahulu sampai setengah umurnya baru menjalankan kehidupan spiritual.  Tidak ada gunanya mengejar/mempercepat pencerahan.

Sebaliknya saya berharap semua orang bisa menggunakan kesempatan periode ini sebaik-baiknya, khususnya sekitar umur 39-44, karena kesempatan ini tidak akan datang lagi.

Semoga tulisan ini bisa membantu mereka yang tengah mengalami pergulatan/ krisis paruh baya atau apalah istilahnya karena kita sering kali lengah pada pertumbuhan spiritual kita.  Percayalah Anda akan menemukan jalan dan cara sendiri bila mendengarkan suara hati, walau pun sederhana sekali tapi kadang itu lah yang menyelamatkan, contohnya menyapu.  Walaupun kadang harus menyakiti orang sekitar, karena Anda perlu menyelamatkan diri Anda terlebih dahulu sebelum bisa menyelamatkan orang lain.

Semoga semua orang sukses menjalani semua ini, dan penuh suka cita walau perjalanan ini belum selesai tapi paling tidak kita tahu saat ini kita berada di mana.


Amin






 






Komentar

  1. kenapa berhenti menulis...? malam ini entah apa yg membawaq ke tulisan yg anda tulis dan semuanya terasa lebih mudah dipahami... sy berharap akan ada tulisan2 berikutnya mengenai perjalanan spirituil anda.. terimakasih banyak atas tulisan2nya...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

EMPATH & NARSISTIK

KESENDIRIAN & KEGELAPAN

EMPATH